MAKASSAR, KORANMAKASSAR.COM — Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan, H. Yasir Machmud, SE, MM resmi dilantik sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulsel periode 2024-2029.
Usai mengikuti prosesi pelantikan yang digelar di Kantor DPRD Provinsi Sulsel Jln. Urip Sumihardjo Makassar, Selasa (24/9/24) siang tadi, Yasir Machmud kemudian bergegas menuju The Icon Cafe untuk menggelar syukuran bersama keluarga, kerabat, tim pemenangan dan kolega serta simpatisannya.
Dalam acara syukuran tersebut hampir semua pengurus KONI Sulsel dan pengurus cabor hadir memberikan ucapan selamat kepada politisi Gerindra ini.
Diketahui organisasi yang dinakhodai Yasir Machmud belum lama ini mengikuti PON XXI di Aceh-Sumut dengan membawa nama Sulsel di ajang 4 tahunan itu meski hasilnya tidak sesuai yang ditargetkan dimana Kontingen Sulawesi Selatan (Sulsel) menempati peringkat ke-16 di klasemen akhir PON XXI.
Meski begitu, perolehan medali kontingen Sulsel meningkat drastis yakni mencapai 61 medali terdiri dari 10 medali emas, 20 perak, dan 31 perunggu.
Meski jumlah medali mengalami peningkatan dibandingkan PON XX Papua, Sulsel harus menerima kenyataan bahwa target medali emas tidak tercapai.
Pada PON XX Papua 2021 lalu, Sulsel berada di peringkat ke-11 dengan capaian medali 11 emas, 13 perak, dan 13 perunggu. Total 37 medali.
Olehnya itu Yasir Machmud selaku Ketua KONI Sulsel, menanggapi hasil PON XXI ini dengan keprihatinan. Menurutnya, capaian target emas yang dicanangkan dari 18 cabang olahraga (cabor) unggulan sebagian besar meleset.
“Hal ini disebabkan karena porsi pembinaan atlet yang tidak optimal akibat kurangnya dukungan anggaran pembinaan, yang berbeda jauh dibandingkan dengan provinsi lain. Sulsel menurunkan 402 atlet yang lolos ke PON XXI, namun tidak ada satupun yang mendapat fasilitas tryout atau sarana yang memadai. Kalaupun ada atlet yang melakukan tryout, sebagian besar menggunakan dana pribadi. Sementara itu, provinsi lain mendukung atlet mereka hingga latihan di luar negeri,” ujar Yasir Machmud.
Ia juga menyoroti perubahan kebijakan pengelolaan anggaran olahraga prestasi, yang pada awalnya dikelola oleh KONI dalam bentuk hibah, kini diambil alih oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel.
Menurutnya, perubahan ini bertentangan dengan UU Nomor 11 Tahun 2021 Pasal 79 dan 83, yang menyatakan bahwa anggaran olahraga prestasi seharusnya dikelola oleh KONI dengan dukungan dari pemerintah daerah.
baca juga : Perolehan Sulsel di PON XXI Aceh-Sumut Naik 24 Medali dari PON XX Papua
“Kami berharap, ke depannya, olahraga prestasi ini dikembalikan ke porsi yang seharusnya, di mana KONI sebagai adhoc pemerintah di bidang olahraga diberikan wewenang untuk mengelola olahraga prestasi. Kami terkendala dengan kebijakan yang ada di Dispora karena beberapa item kegiatan yang lebih terjangkau jika dikelola oleh KONI, justru menjadi mahal ketika dikelola oleh Dispora,” sambungnya.
Yasir menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam pembinaan jangka panjang untuk menciptakan atlet berprestasi melalui pelatihan yang sistematis, berkelanjutan, dan melibatkan sport science serta teknologi olahraga.
“Inshaa Allah kami akan melakukan evaluasi bersama cabang olahraga dan pemerintah untuk memperbaiki tata kelola olahraga ke depan, agar prestasi olahraga Sulsel terdongkrak terutama dalam menghadapi PON XXII di NTB/NTT pada tahun 2028 mendatang”, pungkas Yasir Machmud.(*)