oleh

Tak Percaya Dengan Issu Penggusuran, Warga Tetap Akan Pilih Appi-Rahman

KORANMAKASSAR.COM — Kabar bohong masih saja diarahkan ke Calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar nomor urut 2, Munafri Arifuddin-Rahman Bando (Appi-Rahman). Kabar bohong itu adalah Appi-Rahman akan menggusur pemukiman warga di beberapa tempat, jika kelak memimpin Kota Makassar.

Kabar bohong itu terungkap saat kampanye virtual Appi-Rahman, Jumat kemarin (13/11/2020). “Ada yang selalu sebar informasi, katanya Pak Appi dan Pak Rahman kalau menang, warga disini mau digusur. Tapi, kami tidak percaya. Insya Allah kami akan terus dukung Pak Appi dan Pak Rahman,”ungkap salah satu warga yang menggelar nobar kampanye virtual di Kelurahan Pattingaloang Baru.

Merespon kabar bohong tersebut, Rahman langsung menampik. Ia mengapresiasi warga yang tidak termakan informasi bohong itu. Sekaligus menegaskan, kehadirannya bersama Appi adalah untuk membangun Kota Makassar. “Kami hadir bukan untuk gusur menggusur. Isu ini dihembuskan pihak yang licik dan tidak punya wawasan dalam bertarung ide,”tukas Rahman.

Dalam pembangunan kedepan, Appi-Rahman pun sudah berkomitmen untuk ikut melibatkan partisipasi masyarakat. “Pembangunan justru harus melibatkan partisipasi warga setempat dan tujuan akhir dari pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bukan menyengsarakan masyarakat,” papar Rahman.

baca juga : Program Penanganan Banjir Appi-Rahman Diimpikan Warga Kassi-Kassi, Tomas: Kami Sudah Tentukan Pilihan di Nomor 2

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan ini pun berkisah. Dulu sempat hampir terjadi penggusuran di wilayah Paotere, yang mayoritas dihuni nelayan dan penjual ikan. “Saat itu saya lah yang berdiri paling depan menghalangi penggusuran ini. Kenapa? Pelelangan (ikan) kita hanya ada dua di Makassar. Dan jadi pusat distribusi bahan pangan untuk satu juta lebih warga Kota Makassar. Kenapa malah mau digusur?,”kenang Rahman yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Kota Makassar.

“Di Barabarayya juga ada isu penggurusan. Di Tallo juga ada isu begitu. Ini gaya-gayanya orang picik dan rendah wawasannya dalam bertarung ide,”ulang Rahman. (*)