GOWA, KORANMAKASSAR.COM – Warga Kelurahan Bonto-Bontoa, Kecamatan Somba Opu, Gowa, mengungkapkan kekhawatiran terkait kualitas proyek pengecoran jalan yang sedang berlangsung di wilayah mereka.
Proyek ini dibiayai oleh anggaran APBD Kabupaten Gowa dan dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU). Diduga, pengerjaan proyek tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa pengecoran jalan dilakukan tanpa menggunakan rangka atau pondasi yang memadai. Para pekerja tampak hanya menuangkan campuran semen dan pasir langsung dari mobil molen ke permukaan tanah tanpa adanya penguatan yang cukup. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai daya tahan dan keamanan jalan yang sedang dibangun.
“Saya melihat sendiri bahwa pengecoran jalan ini tidak menggunakan besi atau pondasi seperti yang seharusnya. Ini sangat mengkhawatirkan karena jalan ini kemungkinan tidak akan bertahan lama, apalagi jika sering dilalui kendaraan berat,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, senin (26/8/24).
Selain masalah kualitas, warga juga mengeluhkan area pengecoran yang tidak merata dan tidak mencakup seluruh bagian jalan yang dibutuhkan. Salah satu warga, Dg Ngai, menilai bahwa pengecoran jalan tidak menjangkau depan rumahnya.
“Kenapa pengecoran tidak sampai ke depan rumah kami? Setiap musim penghujan, kami selalu kebanjiran, apalagi sekarang jalan yang dicor tidak sampai depan rumah kami. Pasti air lebih banyak yang masuk ke rumah,” keluh Dg Ngai. Ia juga menyoroti peran Ketua RT setempat yang dinilai kurang memperjuangkan aspirasi warga.
“Ketua RT di sini tidak mampu memperjuangkan jalan kami yang hanya sedikit ini. Malahan, kami mendapat informasi bahwa untuk pengecoran sampai depan rumah kami, kami disuruh menyiapkan anggaran tambahan, tapi mereka tidak mau menyebutkan nominalnya. Kenapa kami harus dikorbankan seperti ini?” tambahnya dengan nada kecewa.
Lebih mengkhawatirkan, proyek ini tidak dilengkapi dengan papan informasi yang mencantumkan detail anggaran dan kontraktor yang mengerjakannya, sehingga menambah ketidaktransparanan pelaksanaan proyek. Ketika ditanyakan, para pekerja hanya mengatakan bahwa mereka “hanya menjalankan perintah dari PU,” tanpa memberikan informasi lebih lanjut mengenai kontraktor yang terlibat.
Menanggapi laporan masyarakat ini, Sekretaris LSM Inakor Sulsel meminta Kepala Dinas PU Kabupaten Gowa untuk segera memberikan klarifikasi terkait masalah ini.
“Kami meminta Kepala Dinas PU agar segera memberikan klarifikasi dan meninjau lokasi proyek,” ujar Sekretaris LSM Inakor Sulsel. Ia juga menegaskan bahwa laporan ini akan ditindaklanjuti oleh LSM Inakor Sulsel untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya berdasarkan bukti-bukti yang ada.
baca juga : Anggaran PUPR Tidak Tepat Sasaran, Potensi Kerugian Negara di Proyek Breakwater Selayar
Proyek pengecoran jalan ini direncanakan akan dilanjutkan dengan proses pengaspalan. Namun, warga dan LSM Inakor Sulsel menekankan perlunya memastikan kualitas pengecoran beton yang telah dilakukan agar pengaspalan nantinya tidak sia-sia dan dapat memberikan hasil maksimal dalam jangka panjang.
“Kami menunggu tanggapan dari Kepala Dinas PU Gowa atas laporan warga ini”, harapnya.
Hingga berita ini tayang, pihak pengawas maupun kontraktor belum memberi jawaban saat dikonfirmasi perihal pengecoran beton tersebut. (*)