oleh

Beda Pilihan Politik, Pendukung Kotak Kosong di Maros Dianiaya Ketua RT

MAROS, KORANMAKASSAR.COM – Memanasnya suasana Pilkada Maros 2024 berujung pada insiden penganiayaan. Adalah Muhammad Nasir (48) yang diketahui sebagai salah seorang pendukung kotak kosong yang diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh seorang Ketua RT di Dusun Takkalasi, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros.

Mirisnya, aksi ini terjadi saat terlapor diduga sedang berpesta minuman keras di belakang rumah orang tua korban, Rabu (20/11) petang kemari.

Korban mengungkapkan, insiden bermula ketika ia berbincang santai dengan Ketua RT tersebut mengenai pilihan politik mereka. Nasir dengan tenang menyatakan dukungannya untuk kotak kosong, sementara terlapor mendukung pasangan calon nomor urut 2, Chaidir Syam dan Andi Muetazim Mansyur.

Namun, situasi berubah tegang ketika pernyataan Nasir memicu amarah terlapor, yang tiba-tiba memukul wajahnya hingga lebam.

“Saya hanya bilang dukung kotak kosong, tiba-tiba dia emosi. Saat saya mau pulang, dia langsung memukul wajah saya. Padahal mereka lagi pesta miras di belakang rumah orang tua saya,” ujar Nasir setelah melaporkan kejadian ini ke Polres Maros pada Kamis malam (21/11).

Pengaruh Miras Diduga Jadi Penyebab

Kasat Reskrim Polres Maros, Iptu Aditya Pandu, menyebutkan bahwa insiden ini dipicu oleh kesalahpahaman yang diperparah oleh pengaruh minuman keras.

“Terlapor diduga mabuk dan tersulut emosi setelah mendengar pernyataan korban. Dia memukul korban dengan tangan kosong satu kali. Kami masih mendalami kasus ini dan akan segera menangkap pelaku,” ungkap Aditya.

Keluarga korban yang menyaksikan kejadian langsung melerai dan mengusir terlapor dari lokasi. “Kami kaget, Ketua RT malah melakukan hal seperti ini. Padahal korban hanya menyampaikan pendapatnya soal Pilkada,” ujar salah seorang anggota keluarga korban.

Pilkada Memanas, Polisi Diminta Tegas

Insiden ini menambah daftar ketegangan politik di Maros jelang pencoblosan pada 27 November 2024. Banyak pihak khawatir bahwa perbedaan pilihan politik bisa memicu gesekan yang lebih besar jika tidak segera ditangani.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kondusivitas menjelang hari pencoblosan. Kasus ini sedang kami tangani dengan serius untuk memastikan tidak ada insiden serupa yang terjadi,” tegas Aditya.

baca juga : Tim Cabup Petahana Diduga Sebarkan Informasi Hoaks di Pilkada Maros

Demokrasi Harus Damai

Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa perbedaan pilihan politik adalah hal wajar dalam demokrasi. Namun, kekerasan tidak boleh menjadi alat untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.

Masyarakat berharap, aparat segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi korban. Selain itu, para calon pemimpin juga diharapkan mengedepankan kampanye damai agar Pilkada Maros 2024 berlangsung aman dan demokratis.

“Dukungan saya tetap untuk kotak kosong, meski saya mengalami ini. Demokrasi harus damai, bukan dengan kekerasan,” tutup Nasir. (*)