KABUL, KORANMAKASSAR.COM — Memasuki lawatan hari kedua di Kabul, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) berkunjung ke kawasan Shah Re Naw, salah satu pusat perbelanjaan di pusat kota Afghanistan tersebut. Ia didampingi sejumlah koleganya dari Indonesia serta Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan, Budi Rachmat surya Saputra dan Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia
Qais Baraksai.
JK bersama rombongan di kawasan perbelanjaan tersebut Senin, 3 Juni 2024, sekira pukul 12:30 waktu setempat. Ditempat tersebut, JK bersama rombongan menghabiskan waktu sekira 30 menit.
Selama kunjungan ia menyambangi sejumlah kios, termasuk singgah memmbeli kacang-kacangan khas afghanistan di salah satu kios yang dilewati. JK terlihat memilih beberapa jenis kacang dengan varian berbeda.
Plesiran ini dilakukan JK di sela-sela memenuhi undangan resmi pemerintah Afghanistan. Kunjungan itu sengaja dilakukan untuk memberi gambaran terkini tentang Afghanistan, bahwa kondisinya sudah kondusif dan terbilang normal.
baca juga : Jusuf Kalla: Pemerintah Afghanistan Berkomitmen Majukan Pendidikan Kaum Perempuan
Seperti terlihat para pengunjung tidak hanya dari laki-laki, tapi juga dari perempuan. Kondisi tersebut sekaligus membantah jika pemerintah Afghanistan membatasi aktifitas terhadap perempuan dalam berkunjung ke tempat-tempat umum. Pengamanan iuga tidak terlihat mencolok seperti sebelumnya.
Suasana kondusif tidak hanya di mal dan pusat perbelanjaan, tapi juga di jalan-jalan arteri. Jalan-jalan nampak terlihat ramai dan beberapa titik terjadi kemacetan.
“Sangat berbeda dengan tahun 2020 lalu saat saya terakhir berkunjung. Pos-pos pengamanan sudah jauh berkurang, tembok-tembok tinggi sudah jarang terlihat dan lalu lintas ramai. Perempuan juga banyak lalu lalang,” kata Jusuf Kalla singkat.
Untuk diketahui, JK saat ini berada di Kabul untuk memenuhi undangan resmi dari pemerintah Afghanistan. pada hari pertama kemarin, JK telah bertemu dengan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Afghanistan membahas tentang peningkatan keseteraan perempuan disektor pendidikan. (*)