KORANMAKASSAR.COM — Di jaman modern ini, aktivitasfisikatauolahraga pada dasarnya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Yang membuat susah adalah kemauan dan komitmen untuk melakukannya secara rutin. Semua orang disibukkan dengan pekerjaan masing-masing sehingga menjadi alasan untuk tidak sempat berolahraga.
Padahal, dengan melihat manfaatnya yang sangat besar bagi kesehatan fisik maupun mental, seharusnya olahraga mendapatkan priority seat diantara rutinitas kita sehari-hari. Apalagi dengan melihat fakta bahwa semakin banyak penduduk Indonesia yang usianya masih terbilang relatif muda, terserang penyakit akibat gaya hidup kurang sehat, pekerjaan kantor yang menumpuk, deadline dari atasan, dan lain-lain yang menyebabkan stress.
Coba sejenak kita luangkan waktu untuk merehatkan diri dari rutinitas pekerjaan dan mencoba untuk egois. Iya, egois itu perlu, dalam artian untuk memikirkan kepentingan tubuh kita yang juga perlu me time. Itu adalah sepenuhnya hak tubuh kita, yang telah berjasa memberikan tenaganya untuk menuntaskan semua pekerjaan. Lalu me time apa yang disarankan untuk tubuh ? Kembali kebahasan di awal artikel, jawabannya adalah olahraga atau aktivitas fisik. Pertanyaannya, mengapa olahraga ? Bukankah tubuh kita sudah lelah dan ingin beristirahat, kok malah disuruh beraktivitas lagi ?
Nah, penjelasannya sebagai berikut. Pada saat kita berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, misalnya dengan jogging kecil selama 30 menit mengelilingi taman, atau menari selama 15 menit mengikuti alunan musik yang kita gemari, otak akan memproduksi senyawa kimia jenis neurotransmitter yang disebut endorfin. Senyawa ini akan menyampaikan pesan keseluruh sistem saraf kita untuk membuat perasaan rileks dan bahagia, seolah-olah sedang berbicara pada otak “Wah tubuhmu sedang berlari lho, hebat sekali..ayo lanjutkan, tetap semangat ya!” Hebat ya ternyata pengaruh senyawa kimia ini. Bahkan setelah melalui hari yang berat dan sangat hectic pun, endorfin ini akan dengan senang hati membantu kita melenyapkan perasaan tidak nyaman dan stress, kuncinya adalah kita harus memaksa tubuh untuk bergerak dan berolahraga.
Senyawa endorfin pertama kali ditemukan pada tahun 1974 oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh John Hughes dan Hans W. Kosterlitz, di University of Aberdeen. Strukturnya berupa asam amino neuropeptida, dan cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi reseptor opioid untuk meminimalisir rasa sakit. Di dalam tubuh, endorfin ini diproduksi oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari di dalam otak, salah satunya sebagai respon terhadap stress dan sakit. Fungsinya adalah untuk meredakan rasa nyeri, memperbaiki mood, dan juga meningkatkan imunitas.
Oleh sebab itu endorfin juga dinamakan senyawa “feel good”, dan dikenal sebagai natural drug atau morfin alami yang dihasilkan tubuh kita sendiri. Efeknya bagi kita adalah memberikan semacam perasaan bahagia atau euphoria, yakni efek yang kurang lebih sama apabila kita mengkonsumsi obat pain killer jenis morfin dan codeine. Luar biasa ya. Ini juga alasan mengapa banyak orang yang sudah terbiasa berolaharaga akan merasakan ketagihan dan bahkan sakit apabila melewatkan rutinitas olahraganya.
Yang penting untuk diperhatikan, aktivitas fisik harus dilakukan secara bertahap, apalagi bila selama ini jarang atau tidak pernah berolahraga sama sekali. Banyak orang merasa sangat bersemangat di awal, lalu memberikan full power dan energinya, akibatnya keesokan harinya sakit dan malah jadi tidak mau berolahraga sama sekali. Penting untuk melakukan pemanasan dan peregangan terlebih dahulu untuk mempersiapkan otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan melumasi sendi. Sebaiknya dilakukan pelan-pelan dan jangan mendadak, karena pemanasan ini merupakan fase sangat penting dalam tipe olahraga jenis apapun. Misalnya sebelum mulai berlari wajib stretching terlebih dahulu atau berjalan dan berlari-lari kecil. Ini berlaku juga tidak hanya untuk pemula namun untuk yang sudah professional sekalipun karena tanpa pemanasan dapat menimbulkan cedera otot. Apabila sudah terbiasa, frekuensi dan intensitas dapat ditingkatkan pelan-pelan.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah olahraga yang dilakukan sebaiknya yang kita sukai. Jangan hanya karena termakan trend jaman now lalu kita paksakan untuk suka. Misalnya, yang lagi trending adalah marathon running lalu karena ingin tampil keren dengan kostum berlari ditambah pula sesi selfie-selfie lengkap dengan medali running setelahnya kemudian diupload di media sosial, kita memaksakan diri untuk ikut lari. Biasanya ini tidak akan bertahan lama dan cepat bosan, selain itu tidak akan memberikan efek work out yang sesungguhnya. Ada orang yang menyukai jenis olahraga individual seperti berlari, nge gym, bersepeda dan lain-lain. Namun ada pula pilihan olahraga berkelompok seperti basket, futsal, senam bersama outdoor maupun indoor, contohnya yoga, zumba, aerobik dan lain-lain.
berita terkait : https://koranmakassarnews.com/tips-mengatasi-tekanan-darah-tinggi/
Untuk olahraga jenis senam bersama ini biasanya lebih banyak diminati karena menggunakan musik. Kita tidak akan merasa bahwa kita sedang berolaharaga, karena tubuh kita bergerak mengikuti alunan musik dan dilakukan secara bersama-sama oleh banyak orang, umumnya bersama teman-teman satu komunitas sehingga tentunya lebih termotivasi dan bersemangat. Selain itu, kita dapat bertemu dan mengenal banyak orang dengan goal yang sama sehingga dapat menambah koneksi dan memperluas jaringan sosial.
Jadi, apabila kita ingin memperbaiki kualitas hidup, meningkatkan kesehatan mental dan fisik, serta menambah energi positif dalam diri, tidak perlu mencari cara yang muluk-muluk apalagi mahal dari segi biaya dan waktu.Coba dengan cara yang mudah dan murah, yakni mulailah berolahraga.
Penulis : Tiara Putri, S.Si., M.Sc. (Mahasiswa Program DoktorFakultas Biologi Universitas Gadjah Mada & ZIN (Licensed Zumba Instructor))