MAKASSAR, KORANMAKASSAR.COM – Calon Wakil Wali Kota Makassar, Rezki Mulfiati Lutfi, memberikan jawaban komprehensif mengenai solusi persampahan dan pengembangan pariwisata di kawasan kepulauan dalam dialog publik bersama PD Muhammadiyah Makassar.
Kegiatan dialog ini digelar di Aula Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sabtu (9/11/2024) dan menjadi wadah bagi para calon untuk menjelaskan program-program mereka.
Dalam sesi tanya jawab yang diajukan oleh panelis soal perdampahan dan pariwisata pulau, Rezki Mulfiati Lutfi menguraikan program pasangan Seto-Rezki yang dikenal dengan tema “Nyaman dalam Lingkungan”.
Program ini mencakup pembebasan iuran sampah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang bertujuan untuk meringankan beban finansial warga sekaligus mengelola sampah kota secara lebih efektif.
“Salah satu yang tertuang dalam program ini, kami berkomitmen menciptakan lingkungan yang nyaman, termasuk dengan pembebasan iuran sampah bagi masyarakat menengah ke bawah,” ujar Rezki.
“Ini juga merupakan langkah kami bersama Pak Andi Seto untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekitar,” tambahnya.
Sementara itu, selain program kebersihan, Andi Seto Asapa juga menyoroti pengembangan sektor pariwisata di pulau-pulau kecil di Makassar demgan mengadaptasi pengalamannya saat menjabat sebagai Bupati Sinjai.
Salah satu contohnya adalah proyek pengembangan wisata Mangrove Tongke-tongke, yang mencakup pembangunan pusat informasi, jalur pejalan kaki (boardwalk), pusat kuliner, dan menara pandang.
Baca Juga : Tunjukkan Kualitas Pemimpin, Andi Seto Jawab Lugas Pertanyaan PD Muhammadiyah di Dialog Publik
“Pengalaman kami dalam mengembangkan objek wisata alam di Sinjai bisa diterapkan di Makassar, terutama di kawasan pulau. Selain menarik wisatawan, ini juga akan membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Di samping itu, Andi Seto juga mengusulkan konsep serupa untuk pengembangan Taman Hutan Raya di Makassar dengan penataan lansekap, jalur sepeda, pusat kuliner, dan fasilitas rekreasi yang nyaman.
“Kota Makassar ini meski pun RTH-nya (ruang terbuka hijau) masih minim, tapi kami optimis bisa meningkatkan sektor pariwisata sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di Makassar,” pungkasnya.