SINGAPURA, KORANMAKASSAR.COM ~ Tahun ini World Cities Summit (WCS) kembali digelar secara tatap muka, setelah selama dua tahun pandemi Covid 19, digelar secara virtual. Untuk tahun ini WCS mempertemukan para pemimpin pemerintah dan industri, beserta pakar perkotaan terkemuka dari seluruh dunia, membahas tantangan kota layak huni dan berkelanjutan.
Pertemuan WCS dimulai dari tanggal 31 Juli hingga 3 Agustus, bertempat di Sands Expo and Convention Centre, Marina Bay Sands, Singapore. WCS tahun ini memfusing tema ‘Kota yang Layak Huni dan Berkelanjutan : Muncul Lebih Kuat (Liveable and Sustainable Cities: Emerging Stronger)’.
Dalam pertemuan WCS, para pembicara tingkat tinggi perkotaan akan saling berbagi dan mencari solusi perkotaan terintegrasi, dan menjalin kemitraan baru. Salah satunya adalah WCS Smart Cities Workshop yang diadakan untuk pertama kalinya secara langsung tahun ini, berupaya menyatukan kolaborator untuk solusi perkotaan.
Smart Cities Workshop adalah forum eksklusif jejaring untuk memajukan proyek Kota Pintar yang dikuratori dengan cermat oleh klinik konsultasi, dan platform untuk bertukar pengalaman pengembangan Kota Cerdas dan praktik terbaik lintas sektor.
Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto, mengatakan, WCS merupakan titik pertemuan bagi Wali Kota secara global, pemimpin bisnis, dan pakar ilmu pengetahuan, saling bertukar ide dan bersama menciptakan solusi tantangan perkotaan.
baca juga : Hadiri World Cities Summit di Singapura, Walikota Danny Siap Jadikan Makassar Kota Layak Huni
“Disinilah diundang bersama pakar perkotaan dan Wali Kota dari berbagai negara, saling berdiskusi persoalan kota dan bagaimana inovasi yang dilakukan pemimpin kota melahirkan solusi bersama untuk kotanya,” ucapnya, Senin (1/08).
Selain agenda Smart Cities Workshop Wali Kota Danny juga mengikut Simposium Sains Kota yang menjadi salah satu agenda penting WCS, diikuti peneliti, akademisi, dan pemimpin industri. Simposium Sains membahas tantangan perkotaan yang muncul pada saat sekarang, seperti pengembangan kota dengan kepadatan tinggi dan ruang terbuka hijau, ketahanan jaringan jalan, dan regeneratif pendekatan untuk kota-kota terhadap perubahan iklim.
“Peneliti akademisi, dan pemimpin industri akan berbagi pengetahuan ilmiah, metodologi penelitian, dan wawasan tentang tantangan perkotaan dalam sesi simposium sains kota,” tutupnya. (*)