MAKASSAR, KORANMAKASSAR.COM — Laksana Tri Handoko, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mendapat protes keras dari para peneliti di Makassar setelah mengungkapkan rencana untuk memusatkan seluruh kegiatan riset di Jakarta dan sekitarnya.
Rencana ini disampaikan dalam kunjungannya ke Kawasan Kerja Bersama (KKB) BRIN Makassar pada 6 November 2024. Handoko menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi riset di Indonesia.
Namun, rencana sentralisasi riset tersebut langsung ditanggapi dengan kekhawatiran oleh sekitar 300 peneliti di Makassar dan ribuan peneliti yang ada di seluruh Indonesia, yang merasa langkah ini akan menghentikan riset-riset yang sudah berkembang dengan baik di daerah.
Baca Juga : BRIN Dorong Pemerintah Daerah di Indonesia Contoh Program Lorong Wisata Inovasi Walikota Makassar
Menurut salah seorang peneliti yang minta dirahasiakan identitas nya di wawancarai di warkop Panakukang Makassar, Kamis (07/11/2024) mengatakan sentralisasi riset akan mematikan inovasi di daerah dan memperburuk ketimpangan riset dan wilayah lain.
selama tiga tahun terakhir banyak kantor riset di daerah ditutup oleh BRIN” ujar seorang peneliti yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Selain itu, para peneliti juga mengungkapkan kekecewaan terkait dengan pendanaan riset yang semakin sulit diperoleh sejak BRIN dibentuk. Mereka mengeluhkan proses pencairan dana yang lambat dan berbelit-belit, yang menghambat kelangsungan banyak riset.
“Kami tidak lagi mendapat dukungan yang kami butuhkan. Banyak penelitian unggulan yang harus dihentikan karena dana yang tidak kunjung cair, bahkan beberapa peneliti terpaksa menggunakan dana pribadi untuk melanjutkan riset, terus SBM BRIN berbeda dengan SBM Kementerian Keuangan dan itu merugikan kami” kata seorang peneliti.
baca juga : Wali Kota Makassar Bersama Deputi BRIN Launching Transformasi Balitbangda ke Brida
“Masalah lainnya yang diungkapkan adalah pembatasan-pembatasan dalam kebijakan riset BRIN, seperti pembatasan lokasi penelitian dan tema riset yang dianggap tidak relevan dengan kebutuhan daerah,” ujar seorang peneliti lainnya.
“Masalah riset Indonesia berasal dari kebijakan yang diterapkan oleh Kepala BRIN. Seharusnya ada perubahan kepemimpinan di BRIN agar riset di Indonesia bisa kembali berkembang dengan baik,” kata salah satu peneliti, mengutip pernyataan Presiden Prabowo Subianto, “Ikan busuk itu mulai dari kepala.” (Aziz)